Topic outline
- General
- BAB 1 APA ITU IMAN
BAB 1 APA ITU IMAN
Selamat pagi dan Syalom anak-anak. Sebelum kita belajar disilahkan anak-anak absen terlebih dahulu, kemudian berdoa.
A. Iman dalam Perjanjian Lama
Dalam PL Iman digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan ketika seseorang memiliki rasa percaya diri untuk bersandar pada sesuatu atau seseorang yang dapat diandalkan karena dianggap benar.
Ada beberapa kata dalam bahasa Ibarani yang digunakan untuk menjelaskan arti kata iman :
1. Emunah artinya kesetiaan. dalam Habakuk 2:4
2. Qal artinya menjadi teguh, mapan, setia, dianggap teguh, dianggap benar atau percaya
3. Aman artinya memegang teguh janji
4. Batach, kata depan beth menjadi beth batach artinya percaya kepada atau bersandar kepada
5. Ehasah artinya menyembunyikan diri atau mencari perlindungan kepada orang yang dipercayai
Iman dalam PL tidak menekankan aspek pengetahuan atau pemahaman, tetapi lebih menekankan kepada keyakian dan perasaan, atau bersifat rasa percaya. Iman berhubungan dengan kehidupan spiritualsesorang atau suatu bangsa tentang kehidupan pada masa yang akan datang.
Nabi Habakuk menggunakan kata Emunah (Hab. 2:4) karena Kitab Habakuk dilatarbelakangi oleh suasana peperangan, yang menyebabkan kondisi sosial dan relegius bangsa Israel pada saat itu sangat kacau. Nabi Habakuk menekankan bahwa Iman bukan berdasarkan pada apa yang dilihat secara fisik, tetapi pada apa yang diyakini di dalam hati. Jika ada hal lain secara fisik yang menyertainya, hal itu hanyalah pelengkap saja.
Ada beberapa contoh bagian dalam alam yang digunakan dalam Alkitab sebagai simbol untuk menggambarkan tentang Janji Allah yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan :
1. Pohon Ara biasanya ditanam bersama pohon Anggur sehingga bangsa Israel mengenal ungkapan "berdiam masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon ara" ( 1 Raj. 4:25; Mikh. 4:4; Zakh. 3:10) sebagai lambang kesejahteraan dan kemakmuran yang terus berlanjut. Pohon Ara bertumbuh sangat lambat dan membutuhkan kesabaran dalam merawatnya. Hasil pohon ara yang banyak adalah simbol perdamaian dengan Allah dan Karunia Allah bagi bangsa Israel.
2. Pohon Zaitun adalah salah satu pohon yang berharga bagi bangsa Israel. Pohon zaitun memiliki pertumbuhan yang sangat lambat, sehingga membutuhkan kesabaran dalam merawatnya. Kekuatan dan Kegunaan pohon Zaitun adalah simbol orang benar yang ideal, karena dapat bertahan selama berabad-abad dan jika pohon ditebang, tunas baru dapat tumbuh dari akarnya, sehingga dapat muncul 5 pohon baru. Pohon Zaitun juga melambangkan keberhasilan, mencakup kelimpahan dimana Allah menyediakan segala sesuatu utnuk keperluan manusia (Zakh. 4:3).
Pertumbuhan dan Kekuatan Iman dihubungkan dengan pohon ara dan pohon zaitun. Hal ini ingin menggambarkan bahwa upaya menumbuhkan iman bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Iman juga membutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk bertumbuh, sehingga Iman yang kuat dan kokoh dapat menghasilkan buah sesuai kehendak Allah.
1. Bacalah Kitab Habakuk 3: 17-19
2. a. Keadaan apa yamg sedang dialami oleh bangsa Israel pada masa itu?
b. Bagaimana Sikap Bangsa Israel kepada Allah pada saat itu dan alasannya?
c. Bagaimana sikap Nabi Habakuk kepada Allah dan alasannya?
- BAB 1 BAG. B
BAB 1 BAG. B
Syalom dan selamat Pagi Anak-anak sebelum belajar disilahkan untuk berdoa terlebih dahulu, kemudian absen dan silahkan membaca materi yang sudah ibu sediakan.
Kata "Iman" dalam bahasa Yunani merupakan kata sifat, kata kerjanya "Percaya". Kedua kata ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara manusia atau seseorang dengan Allah yang dipercayainya.
Dalam bahasa Yunani digunakan kata "Pistis" untuk kata "Iman" dan kata "percaya" diterjemahkan dari "Pistevoo" yang mengandung makna :
1. Percaya dan menerima suatu kebenaran;
2. Memercayakan diri atau mengandalkan;
3. Kesetiaan;
4. Ketaatan.
Kata Pistis dalam bahasa Yunani klasik mengandung pengertian suatu kepastian berdasarkan kepercayaan dalam diri seseorang dan pengakuannya, bukan pengetahuan sebagai hasil penelitian. Kata Pistis juga dapat berarti rasa percaya diri untuk bersandar pada sesuatu atau kepada Allah. Kata Pistis selalu digunakan untuk menggambarkan hubungan pribadi antara seseorang dengan Allah dan kepercayaan kepada Allah itu yang mencakup segala segi kehidupan.
Salah satu ajaran Yesus tentang Iman kepada orang banyak yang mengikuti-Nya adalah terdapat dalam Matius 17 : 20 Yesus ingin mengajarkan bahwa Iman yang sejati adalah iman yang memberikan hasil. Tuhan Yesus menjadikan biji sesawi sebagai simbol iman yang besar dan teguh. Iman yang kecil pun sangat berarti dan efektif dalam kehidupan pribadi seseorang di hadapan Allah.
- Bab 1 Bag. C dan D
Bab 1 Bag. C dan D
Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia tidak dapat menghampiri Allah karena manusia berdosa tidak dapat mengenal Allah. Manusia hidup sesuai jalannya sendiri dan semakin jauh dari hadapan Allah.Iman adalah anugerah karena iman adalah pemberian Allah kepada manusia berdosa, dianugerahkan berdasarkan kasih, hikmat, kasih karunia dan untuk melakukan kehendak Allah (Yakobus 4:3). Iman diberikan Allah, namun membutuhkan respon manusia terhadap pemberian Allah tersebut.
Pertumbuhan iman sangat bergantung pada hubungan pribadi seseorang dengan Allah karena iman hanya akan bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan kesetiaan menaati ajaran-Nya.
Iman yang dianugerahkan Allah kepada manusia bersifat dinamis, namun tidak dapat bertumbuh dengan sendirinya tanpa respon manusia itu sendiri. Dinamis artinya Iman itu aktif dan hidup, dapat bertumbuh terus menerus dalam kehidupan manusia jika manusia itu membangunvrelasi pribadi yang baik dan harmonis dengan Allah melalui doa, membaca Alkitab, dan bersekutu dengan Allah.Selain relasi pribadi dengan Allah, manusia juga perlu membangun relasi sosial dengan sesama orang beriman dalam persekutuan, doa dan membaca Alkitab dan relasi sosial dengan masyarakat sekitar.
Artinya Pertumbuhan Iman kepada Allah dapat dilihat atau dinyatakan dari perbuatan kita sebagai orang percaya dalam tindakan nyata sehari-hari. Seseorang dikatakan beriman ketika dia melaksakan/mengaplikasikan pengajaran tentang Allah kedalam kehidupannya sehari-hari.
Apakah itu Iman?
Iman adalah sesuatu yang dipercayai dan diterima sebagai sebuah kebenaran dan mengambarkan hubungan pribadi manusia serta kepercayaannya kepada kebenaran tersebut (Allah).
Bagaimana cara menumbuhkan Iman?
Iman bertumbuh melalui perbuatan dan praktek nyata setiap orang percaya didalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Iman itu penting?
Kerena Iman merupakan anugerah Allah kepada manusia berdasarkan Kasih-Nya ,supaya manusia dapat mengenal Allah dan melakukan kehendak Allah serta hidup bergantung kepada Allah.
- BAB 2 IMAN DI DALAM KRISTUS
BAB 2 IMAN DI DALAM KRISTUS
Syalom dan Selamat pagi anak-anak, sebelum belajar disilahkan untuk berdoa. Kemudian setelah itu, silahkan mengisi absen dan membaca materi yang disajikan.
Selamat Membaca!!!
Kata "di dalam Kristus Yesus" dalam bahasa yunani "Tois en Kristo Iesou" berarti berada di dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus; wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup yaitu memiliki perilaku seperti yang telah diteladankan oleh Yesus.
Beriman di dalam Kristus berarti hidup meneladani Kristus, percaya dan menerima pengampunan-Nya serta hidup bergantung pada pimpinan Roh Kudus, untuk melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kehendak Bapa di surga.
Jadi makna "di dalam Kristus" adalah memercayakan diri dan melakukan seluruh kehendak Allah.
Dalam bahasa sederhananya "Iman di dalam Kristus" berarti percaya kepada Allah bukan kepada kekuatan diri sendiri, memberi semua kepercayaan kepada Kristus demi keselamatan dan percaya kepada tuntunan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Sebab Iman di dalam Kristus mencakup kepercayaan dan ketaatan yang penuh dari manusia hanya kepada Allah.
Hudson Taylor
Hudson Taylor dilahirkan di Yorkshire, Inggris, pada tahun 1832. Sejak masih kecil, ayahnya, James Taylor, telah menanamkan hati misi kepadanya. Setiap hari ayahnya yang adalah seorang ahli farmasi tersebut selalu membacakan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab kepada anaknya, bahkan ia menginginkan agar anaknya kelak menjadi seorang utusan Injil. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia, sebelum berumur 5 tahun, Hudson kecil sudah berkata, "Kalau saya dewasa, saya akan menjadi seorang utusan Injil dan pergi ke Tiongkok."
Meskipun sejak kecil ia sudah menjadi Kristen, pada saat remaja ia merasa ragu-ragu terhadap apa yang diajarkan ayahnya. Namun demikian, berkat doa ibu dan adik perempuannya, akhirnya ia dapat mengatasi keragu-raguannya. Pada waktu ia berumur 17 tahun, setelah ia membaca traktat yang menceritakan karya penyelamatan Kristus yang ditemukannya di ruang baca ayahnya, ia lalu berlutut dan berdoa kepada Tuhan serta mohon pengampunan-Nya. Sejak saat itu, Taylor mulai memfokuskan diri untuk mewujudkan kerinduannya melayani sebagai seorang utusan Injil ke Tiongkok.
Meskipun jiwa misi sudah tertanam di hatinya, ia tetap mengambil pendidikan di bidang farmasi. Keinginannya untuk melakukan misi penginjilan ke Tiongkok baru terwujud secara tidak sengaja ketika Hong Xiuquan, yang juga seorang Kristen, memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin Kerajaan Surga Taiping. Perkumpulan Penginjilan Tiongkok (Chinese Evangelization Society - CES) yang mensponsori pendidikannya melihat hal tersebut sebagai kesempatan Injil diberitakan di Tiongkok. Mereka ingin supaya Hudson segera berangkat ke Tiongkok sebelum kesempatan tersebut hilang.
Taylor mulai berlayar ke Tiongkok pada bulan September 1853 dan tiba di Shanghai pada awal musim semi tahun 1854. Bagi Taylor, Tiongkok dengan berbagai adat-istiadat masyarakatnya dan berbagai keunikan lainnya merupakan tantangan tersendiri bagi Taylor. Setibanya di Shanghai dan tinggal di rumah pertamanya, masalah utama yang segera dihadapi Taylor adalah kesepian. Selain itu, ia juga mengalami masalah keuangan dikarenakan harga-harga kebutuhan sehari-hari di Shanghai yang sangat mahal.
Usaha-usahanya untuk menyesuaikan diri dengan bahasa setempat sempat membuatnya sangat tertekan, tetapi dengan iman dan kepercayaannya yang kuat kepada Tuhan, ia berhasil mengatasinya. Ia menyalurkan ketertekanannya melalui hobinya -- mengoleksi serangga dan tanaman.
Setahun setelah Taylor sampai di Tiongkok, ia segera melakukan perjalanan penginjilan menelusuri pedalaman Tiongkok. Dalam perjalanan itu, ia tidak jarang melakukannya seorang diri. Di Shanghai, misionaris asing bukanlah sesuatu yang baru. Meskipun demikian, masyarakat Shanghai tidak memerhatikan pesan yang mereka sampaikan. Namun di pedalaman, keadaannya justru berbeda. Mereka justru lebih tertarik pada cara berpakaian dan cara hidupnya daripada Kabar yang ia bawakan. Keadaan ini membuat Taylor menyadari bahwa hanya ada satu cara untuk bisa melakukan penginjilan di daerah ini, yaitu dengan mengikuti cara berpakaian serta kebudayaan mereka.
Meskipun tidak mudah bagi Taylor untuk mengikuti tradisi orang Tiongkok, ia tetap melakukannya juga. Ia rela mengucir rambutnya dan memotong rambut di bagian depan kepalanya; ia juga rela mengubah cara berpakaiannya. Walaupun perubahan penampilan itu sangat menyiksa dirinya, bahkan ia dijadikan bahan lelucon oleh para misionaris lainnya, tetapi perubahan itu justru menjadi ciri khususnya. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia karena dengan penampilannya yang baru ini ia menjadi semakin mudah melakukan perjalanan penginjilan ke seluruh Tiongkok, selain itu pakaiannya yang baru pun ternyata lebih nyaman dipakai pada iklim Tiongkok.
Perjalanan yang harus ditempuhnya bukanlah perjalanan mudah karena selain menginjili, Taylor juga melakukan praktik pengobatan dan ia pun harus bersaing dengan tabib-tabib lokal. Masalah keuangan tetap menjadi persoalan utama Taylor tetapi ia beberapa kali menerima kiriman dana dari Inggris. Selain itu, ia masih tetap dibayang-bayangi rasa kesepian seperti yang pernah dialaminya pada bulan-bulan awal kedatangannya di Shanghai. Di dalam benaknya mulai muncul keinginan memiliki seorang istri. Taylor teringat kembali kepada Nona Vaughn, wanita yang dicintainya ketika masih berada di Inggris, meskipun pertunangan mereka dua kali gagal menikah karena Nona Vaughn tidak bersedia mengikuti Taylor ke Tiongkok. Kemudian, Taylor sadar bahwa keinginannya untuk untuk memperistri Nona Vaughn tidak mungkin terwujud.
Taylor mempunyai visi yang besar, ia ingin merekrut seribu utusan dan masing-masing akan menginjili 250 orang setiap hari sehingga dalam waktu tiga tahun seluruh Tiongkok akan bisa dimenangkan.
Taylor kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Elizabeth Sisson, seorang gadis yang juga dikenalnya di Inggris. Meskipun Elizabeth tidak menolak lamarannya, kisah mereka ternyata tidak berjalan lama. Elizabeth memutuskan pertunangan mereka dan penyebabnya diduga adalah model pakaian dan rambut Taylor. Keputusan Elizabeth sempat membuat Taylor patah arang dan berencana untuk kembali ke Inggris untuk mengejarnya. Sampai ketika pada akhirnya Taylor tiba di Ningpo (Ningbo), sebuah kota pelabuhan penting di sebelah selatan Shanghai, di sana ia bertemu dengan Maria Dyer. Maria adalah seorang guru di sebuah sekolah khusus untuk anak-anak perempuan milik Nona Mary Ann Aldersey. Nona Aldersey adalah seorang utusan wanita pertama yang datang ke Tiongkok. Ia juga orang pertama yang membuka sekolah untuk anak-anak perempuan di negeri yang didominasi oleh kaum pria ini.Taylor mulai tetarik dengan Maria pada bulan Maret 1857. Meskipun pada awalnya Maria menolak lamaran Taylor, tetapi akhirnya mereka menikah pada tanggal 20 Januari 1858. Maria benar-benar seorang wanita yang dibutuhkan Taylor untuk melengkapi hidupnya. Mereka tinggal di Ningpo selama tiga tahun dan selama waktu itu Taylor menjabat sebagai pengawas di sebuah rumah sakit lokal.
Pada tahun 1860 Taylor dan Maria kembali ke Inggris untuk mempersiapkan berbagai keperluan dan memulihkan kesehatan mereka. Taylor menggunakan kesempatan ini untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya. Di Inggris, Hudson dan rekan misonarisnya juga melakukan revisi terjemahan Kitab Perjanjian Baru Ningpo.
Pada saat yang sama, Taylor mendirikan Misi Pedalaman Tiongkok (China Inland Mission - CIM) -- sebuah organisasi pengutus yang terbentuk berdasarkan pengalaman dan kepribadian Taylor. Taylor menyadari bahwa Tiongkok tidak akan pernah diinjili jika ia harus terus menunggu para utusan hamba Tuhan yang terpelajar datang ke sana. Oleh sebab itu, Taylor merekrut orang-orang Inggris yang berdedikasi dari kalangan menengah untuk melakukan penginjilan ke Tiongkok. Taylor mendirikan kantor pusat CIM di Tiongkok sehingga akan dapat memerhatikan berbagai kebutuhan para utusannya.
CIM berdiri secara resmi pada tahun 1865 dan setahun berikutnya Taylor mulai melakukan persiapan untuk berlayar kembali ke Tiongkok bersama dengan Maria, keempat anak mereka, dan lima belas orang yang ia rekrut, termasuk tujuh gadis yang belum menikah. Selama dalam pelayaran maupun setelah mereka sampai di Shanghai, rombongan ini tidak henti-hentinya dilanda oleh berbagai masalah. Akan tetapi, segala permasalahan itu dapat diatasi berkat kesabaran dan pendekatan secara pribadi yang dilakukan Taylor.
Pada tahun 1868, rumah yang dipergunakan sebagai tempat penginjilan Taylor di Yangchow (Yangzhou) dirusak dan dibakar. Peristiwa ini nyaris merenggut jiwa para utusan dan Maria. Meskipun peristiwa ini menyebabkan banyak kerugian dan sempat membuat semangat Taylor hampir padam, tetapi berkat dukungan salah seorang temannya, semangat Taylor menyala kembali untuk meneruskan misinya. Ia merasakan bahwa melalui berbagai peristiwa itu, Tuhan menjadikan dirinya seorang yang baru. Peristiwa yang tidak kalah menyedihkan adalah kematian berturut-turut Samuel, anak mereka yang berumur 5 tahun, bayi mereka yang baru berusia kurang dari dua minggu, dan Maria sendiri, yang meninggal beberapa hari setelah bayinya meninggal.
Tanpa Maria, Taylor benar-benar kehilangan semangat dan kesepian. Karena alasan itulah sebulan setelah kematian Maria, ia pergi ke Hangchow (Hangzhou). Di sana, ia menghabiskan waktu bersama Jennie Faulding, seorang utusan muda yang baru berusia 22 tahun, yang merupakan salah satu dari misionaris yang datang ke Tiongkok bersama mereka, dan merupakan teman dekat keluarga Taylor sejak mereka tiba di Shanghai. Setahun kemudian mereka kembali ke Inggris dan menikah di sana. Pada tahun 1872, mereka kembali lagi ke Tiongkok bersama dengan para utusan yang berjumlah lebih banyak lagi.
Seiring dengan perkembangan CIM, Taylor menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengelilingi Tiongkok. Semakin luas daerah yang diinjilinya, semakin besar pula beban yang mereka harus tanggung. Taylor mempunyai visi yang besar, ia ingin merekrut seribu utusan dan masing-masing akan menginjili 250 orang setiap hari sehingga dalam waktu tiga tahun seluruh Tiongkok akan bisa dimenangkan. Tetapi sayang, visi itu belum tercapai. Meskipun demikian, pelayanan CIM di Tiongkok berdampak sangat luas. Pada tahun 1882, CIM berhasil masuk ke setiap provinsi Tiongkok; pada tahun 1895, ketika CIM berulang tahun ke-30, mereka telah memiliki lebih dari 640 utusan yang mengabdikan hidup mereka di Tiongkok.
Tahun-tahun terakhir abad ke-19 menjadi periode yang penuh tekanan dan ketidakstabilan. Tekanan modernisasi (dan terutama pengaruh negara Barat) berbenturan dengan tradisi dan ketidaksukaan terhadap orang-orang asing. Pada bulan Juni 1900, Pemberontakan Boxer melakukan pembunuhan terhadap orang-orang asing dan pemberantasan kekristenan. Seratus tiga puluh lima utusan dan lima puluh tiga anak-anak mereka dibunuh secara keji.
Bagi Taylor, yang saat itu sedang berada di Swiss karena alasan kesehatan, berita itu sangat memukulnya. Namun, pada tahun 1902, Taylor mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin utama CIM. Taylor dan Jennie tinggal di Swiss sampai kematian Jennie pada tahun 1904. Setahun kemudian Taylor kembali ke Tiongkok, tempat ia menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang sebulan setelah kedatangannya.
Sepeninggal Taylor, CIM masih terus berkembang. Pada tahun 1914 CIM menjadi badan misi terbesar di dunia dengan puncaknya pada tahun 1934 CIM memiliki utusan sebanyak 1.368 orang. Pada tahun 1964, CIM berganti nama menjadi Persekutuan Misionaris Asing (The Overseas Missionary Fellowship - OMF). Kontribusi Hudson Taylor terhadap organisasi misi Kristen tidak dapat dihitung lagi besarnya. Sangat sulit membayangkan pelayanan misi hari ini tanpa visi dan pemikiran Taylor. (t/Setya)
- BAB 2 BAG. B AKULAH JALAN, KEBENARAN DAN HIDUP; BAG. C HANYA KASIH KARUNIA
BAB 2 BAG. B AKULAH JALAN, KEBENARAN DAN HIDUP; BAG. C HANYA KASIH KARUNIA
Syalom dan Selamat pagi anak-anak, sebelum belajar disilahkan untuk berdoa. Kemudian setelah itu, silahkan mengisi absen dan membaca materi yang disajikan.
Selamat Membaca!!!
Bahan bacaan Alkitab : Yohanes 14
Yohanes 14 : 6 " Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Dalam Ayat diatas memiliki makna yang berhubungan erat dengan iman yang hanya dapat dinyatakan ketika manusia benar-benar hidup beriman kepada Yesus Kristus.
1. Akulah Jalan
Rasul Yohanes dalam Yoh. 14 : 6 mengajarkan bahwa hanya 1 jalan menuju surga, yaitu Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengajarkan dan menunjukkan jalan melalui pengajaran dan pelayananNya tentang Iman percaya kepada Allah, dan menunjukkan bahwa percaya kepada Yesus sendirilah adalah Jalan, kebenaran dan hidup.
Pada zaman Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, manusia tidak dapat bertemu langsung dengan Allah. Nabi yang ditunjuk oleh Allah adalah perantara bagi manusia dengan Allah.
Melalui Yesus semua orang yang percaya dapat datang kepada Allah.
2. Akulah Kebenaran
Banyak ajaran yang berkembang pada masa pelayanan Yesus. Tetapi Yesus mengajarkan kebenaran dan menyatakan bahwa Yesus sendiri adalah kebenaran itu.
Yesus mengajarkan kebenaran, melakukan hal yang benar dan Yesus sendiri kebenaran itu. Karena Yesus tidak berdosa, Yesus satu-satunya kebenaran sehingga Ia dapat menjadi penebus manusia yang berdosa. Percaya kepada Yesus karena Dia sumber kebenaran.
3. Akulah Hidup
Yesus tidak hanya hidup di dalam dunia, tetapi juga bangkit. Yesus hidup dan memberikan kehidupan baru (memberikan keselamatan bagi manusia), memberikan kehidupan kekal. Yesuslah satu-satunya sumber kehidupan yang kekal. "Akulah Hidup" maka barangsiapa yang beriman di dalam Yesus akan menerima kehidupan kekal.
Iman bukanlah pemberian Allah karena seseorang berhak atau karena memenuhi persyaratan tertentu. Iman adalah kasih karunia Allah kepada manusia. Iman diberikan Allah kepada semua manusia, iman ada didalam hati setiap orang yang percaya kepada Allah karena Allah mengasihi semua orang. Jadi Iman bukan hasil usaha manusia tetapi kasih karunia Allah yang harus dijaga oleh setiap orang percaya supaya bertumbuh dengan benar dan menghasilkan buah (artinya iamn harus dijaga supaya bertumbuh dan berguna didalam kehidupan manusia dan menghasilkan perbuatan yang baik dalam kehidupannya).
Jadi, Iman adalah kasih karunia Allah, mengandung makna ketergantungan manusia secara penuh kepada Allah, yang hanya dapat bertumbuh jika seseorang hidup dalam hubungan yang akrab dengan Allah setiap hari di dalam seluruh kehidupannya.
Refleksi
Belajar dari siklus kehidupan pohon dan tanaman yang tumbuh karena sinar matahari walaupun ada yang tumbuh miring ataupun tegak lurus. Mengapa? karena tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk kehidupan dan pertumbuhannya. Bukan hanya tumbuhan tetapi hewan dan juga manusia membutuhkan matahari.
Begitu pula Allah. Allah adalah pusat kehidupan orang percaya (sumber kehidupan orang percaya). Hidup yang berpegang kepada Allah membuat iman kita bertumbuh kuat dan menghasilkan buah yang baik (perbuatan yang baik) sesuai dengan kehendak dan ajaran Allah.
Apakah dirimu juga berpusat kepada Allah? Renungkanlah sikap dan perbuatanmu, sudahkah sesuai dengan Firman Allah?
- BAB 2 BAG. D RESPON TERHADAP ANUGERAH tgl. 26 & 31 Agustus 2021
BAB 2 BAG. D RESPON TERHADAP ANUGERAH tgl. 26 & 31 Agustus 2021
Syalom dan Selamat pagi anak-anak, sebelum belajar disilahkan untuk berdoa. Kemudian setelah itu, silahkan mengisi absen dan membaca materi yang disajikan.
Selamat Membaca!!!
Kita telah membahas pada pertemuan sebelumnya di Bab 1 bahwa Iman merupakan anugerah dari Allah kepada manusia. Namun pertumbuhan iman sangat bergantung pada cara hidup manusia, yaitu hubungan pribadi manusia dengan Allah melalui doa, membaca dan merenungkan firman Allah, beribadah (persekutuan) dan melakukan kehendak Allah. semakin akrab hubungan pribadi manusia dengan Allah, maka imannya pun akan semakin kuat dan menghasilkan buah/perbuatan yang sesuai dengan apa yang sudah diimani.
Dalam kehidupan manusia, pengalaman tentu saja tidak hanya yang baik-baik saja atau semuanya harus sesuai dengan keinginan manusia. tetapi Allah juga memberikan orang-orang yang percaya pengalaman iman yang tidak sesuai apa yang diharapkan oleh manusia. Allah mengizinkan masalah, sakit penyakit, kecelakaan, dukacita dan berbagai pengalaman hidup yang pahit untuk orang-orang percaya, dengan tujuan untuk menguji keteguhan iman seseorang bukan untuk meninggalkannya dalam kesusahan.
Sebagai manusia biasa kekecewaan pasti akan dirasakan karena mengalami kesusahan, tetapi jika menerima kesusahan dan dijalani dengan iman justru hubungan dengan Allah semakin dekat. Ada banyak manusia yang melupakan Allah saat mengalami kesuksesan atau kelimpaahan, tetapi ada juga yang justru melayani Allah dengan semua yang dimilikinya.
Jadi, yang menumbuhkan iman seseorang kepada Kristus bukan apa yang dialami, melainkan respon yang diberikan seseorang kepada Allah dalam berbagai pengalaman hidupnya/terhadap apa yang dialami dalam hidup.
Lukas 8 : 43-48
dalam kisah ini diceritakan bahwa seorang perempuan sembuh dari sakit pendarahan yang sudah diderita 12 tahun lamanya. Hanya dengan menyentuh jubah Yesus, perempuan itu mendapatkan kesembuhannya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Karena perempuan tersebut mengimani bahwa hanya Yesus saja yang dapat memberikan kesembuhan pada dirinya. Hal ini memberikan contoh bahwa iman perempuan tersebut kepada Yesus sangat besar, ia percaya dengan sepenuh hati bahwa hanya Yesus yang dapat menyembuhkan sehingga dia pergi mencari Yesus dan dengan menyentuh jubah Yesus, maka kesembuhan itu datang.
Matius 9 : 18-26
tentang Yesus membangkitkan anak Yairus seorang kepala rumah Ibadat ( Sinagoge).
NB:
Sinagoge = Tempat ibadah orang Yahudi mulai pada zaman Perjanjian Baru
- BAB 3 APA ITU PENGHARAPAN? (03 SEP & 07 SEP 2021
BAB 3 APA ITU PENGHARAPAN? (03 SEP & 07 SEP 2021
Apa itu pengharapan ?
Apamyang dikatakan Alkitab tentang pengharapan ?
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Pengharapan berarti
- sesuatu yang diharapkan
- keinginan supaya menjadi kenyataan.
Alkitab menjelaskan pengharapan dalam konteks keyakinan akan janji-janji Allah yang pasti akan diterima di masa yang akan datang meskipun tidak ada jaminan secara fisik selain janji Allah itu sendiri.
Pengharapan menyangkut tentang sikap orang percaya atau cara hidup orang percaya yang mengandalkan Allah dalam kehidupannya ( mengandalkan kehendak Allah ). Hidup dalam pengharapan berarti sikap hidup yang berdasarkan pada janji-janji Allah di dalam Yesus Kristus.
Kita dapat belajar dari tokoh-tokoh Alkitab yang hidup berpengharapan kepada Allah, hidup dengan penuh keyakinan didalam hidup mereka bahwa Allah akan memberkati mereka ketika mereka memiliki iman yang teguh kepada Allah. Contoh :
1. Simeon yang menantikan Juruselamat
2. Pengharapan Hana kepada Allah untuk seorang anak laki-laki
3. Perempuan yang sakit Pendarahan
- BAB 3 BAG. B SAUH YANG KUAT (tgl. 10, 14, 15 September 2021)
BAB 3 BAG. B SAUH YANG KUAT (tgl. 10, 14, 15 September 2021)
Hana yang Berpengharapan kepada Allah karena Iman.
Kisah tentang Naaman
ULANGAN HARIAN 1 AGAMA PROTESTAN.
ULANGAN BERLANGSUNG SECARA OFFLINE, BAHAN DARI BAB 1-3.
- Iman dan Perbuatan belajar dari kisah nyata. (08-10 Feb 2022)
Iman dan Perbuatan belajar dari kisah nyata. (08-10 Feb 2022)
Iman merupakan dasar dari sikap dan prilaku orang percaya. Iman orang percaya bertumbuh bersama-sama dengan ketaatan yang di buktikan melalui perbuatan ( sikap dan prilaku ) yang sesuai dengan kehendak Allah.
Kita akan belajar tentang Iman dan perbuatan melalui kisah hidup dalam Film Letters to God. Silahkan menyaksikan kisah nyata yang dialami oleh seorang anak dan imannya kepada Allah.
1. Simak baik-baik film tersebut
2. Tuliskan hal-hal apa sajakah yang kalian dapatkan atau yang kalian pelajari dari kisah tersebut!
Materi Bab 10
Letters to God
- Bab 11 Iman yang bertumbuh
Bab 11 Iman yang bertumbuh
Selamat pagi dan shalom.
Silahkan membaca dan merangkum Bab 11 berdasarkan pemahaman kalian berdasarkan video materi yang disajikan dibawah ini.
Selamat pagi dan shalom.
Silahkan melanjutkan rangkuman Bab 11 dan kerjakan tugas Hal 86 no.2,3,4 dan 6.
Siap-siap minggu depan kita ulangan harian 1.
- Bab 12 Apa itu Ibadah
Bab 12 Apa itu Ibadah
Selamat Siang dan Syalom....
1. Silahkan mempelajari bab 12
2. buatlah rangkuman bab 12.
KEMAH SUCI
Kemah Suci adalah tempat pertama di mana bangsa Israel beribadah sebagai bangsa, berbentuk empat persegi panjang dan memiliki ukuran sekitar 13,7 m x 4,5 m x 4,5 m. Kemah Suci terbuat dari 10 helai tenda lenan berwarna ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi (Kel. 26:1; Kel. 36:8). Hal ini menandakan bagaimana Allah berdiam di antara mereka yang menjadi tempat khusus untuk beribadah dan melakukan pengurbanan dalam perjalanan mereka dari Gunung Sinai ke Tanah Perjanjian. Kemah Suci yang berarti tempat kudus dapat dibawa-bawa dan merupakan tempat Allah bersemayam di tengah-tengah bangsa Israel di padang gurun. Kemah Suci masih tetap dipakai cukup lama sesudah bangsa Israel memasuki dan menetap di Tanah Kanaan. Pada zaman hakim-hakim, Kemah Suci berada di Silo (Yos. 18:1), pada masa pemerintahan Raja Saul berada di Nob (1 Sam. 21; Mrk. 2:25-26), dan di kemudian hari berada di Gibeon (1 Taw. 16:39). Lalu akhirnya ditempatkan oleh Raja Salomo di dalam Bait Suci (1 Raj. 8:4).
Kemah Suci dibuat atas perintah Allah melalui Musa agar Allah diam di tengah-tengah bangsa Israel dan sebagai tempat mereka beribadah serta dibuat dari berbagai bahan-bahan yang dipersembahkan oleh bangsa Israel secara suka rela (Kel. 25: 1-9). Allah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur dari suku Yehuda dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan untuk melaksanakan pembangunan Kemah Suci serta mereka juga dibantu oleh pengerja-pengerja ahli lainnya (Kel. 31:1-6; Kel. 35:30-36:1). Di dalam Kemah Suci terdapat Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus yang dipisahkan oleh tabir (Kel. 26:33-34; Ibr. 9:2-7). Di dalam Ruang Kudus terdapat kaki dian dan meja roti sajian sedangkan di Ruang Mahakudus terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas dan Tabut Perjanjian (Ibr. 9:2-4).
- Ulangan Harian 1
Ulangan Harian 1
UH 1 Bab 9- Bab12 Book
Selamat pagi dan Syalom.
Silahkan mengisi absen terlebih dahulu, kemudian mengerjakan UH dengan baik dan jujur.
- Bahan Mid Semester
Bahan Mid Semester
1. Iman dan Ketaatan Ayub
2. Hubungan Iman dan Perbuatan
3. Inti cerita dan makna dari Film A letter to God ( silahkan ditonton kembali filmnya)
4. Ibadah dalam Perjanjian Lama Bab 12
5. Kemah suci bab 12.
Tolong dipelajari baik-baik.
- Remedial Mid semester
Remedial Mid semester
1. Untuk kelas 8 Dakota kecuali Frayuda, silahkan mengerjakan remedial. dikumpulkan via wa paling lambat jam 3 sore ini.
